BIAS HEURISTIK DALAM PENGANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

Penulis
Dr. Sri Sundari, SE., M.Si., Ak., CA.
Prof. Dr. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA.
Prof. Dr. Abdul Hamid Habbe, M.Si.
Editor
Fidya Arie Pratama
Kategori
Buku Ajar
ISBN
dalam proses
Ukuran
15,5 x 23 cm
Halaman
vi, 158 hlm
Tahun Terbit
Maret 2023
Harga
Rp 70.000,-
Sinopsis buku
Estimasi anggaran publik untuk periode yang akan datang di bahas dan ditetapkan oleh tim penyusun anggaran pemerintah daerah. Pada akhir periode anggaran publik yang ditetapkan tersebut dibandingkan dengan realisasi PAD, namun selalu terjadi adanya perbedaan atau varian. Perbedaan antara anggaran yang ditetapkan dan realisasinya sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali di provinsi Sulawesi Selatan (Halim, 2002; Kuncoro, 2008; Saputro, dkk. 2016 dan Fadillah, 2017). Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan antara lain adanya misestimasi (Habbe, 2017) dalam penetapan besaran anggaran untuk masa yang akan datang. Misestimasi anggaran diakibatkan karena adanya faktor politik atau adanya pengukuran ataupun penggunaan model yang tidak dapat diandalkan. Selain itu, dapat juga terjadi dikarenakan adanya faktor bias heuristik (Mendenhall, 1991).
Bias heuristik adalah ketidaktepatan dalam memprediksi nilai untuk masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan tidak menggunakan hukum-hukum matematis, mengabaikan hukum normatif dan cenderung berfikir pragmatis (Tversky dan Kahneman, 1974). Ketidaktepatan ekspektasi inilah yang kemudian tergambar dalam misestimasi penetapan anggaran untuk masa yang akan datang sebagai fenomena overreaction atau underreaction terhadap informasi (Habbe, 2017). Fenomena ini merupakan fenomena psikologi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor heuristik (Plous, 1993). Bias heuristik yang terjadi diasumsikan adanya individu-individu yang bersikap konservatif, yaitu mereka cenderung memperbaharui kepercayaan awal mereka dengan sangat lambat dalam menghadapi bukti baru (Barberis et al., 1998). Bias heuristik ini terjadi karena individu berperilaku underreaction terhadap informasi yang baru diperolehnya dan sangat berbeda dengan informasi sebelumnya. Selain itu, bias heuristik juga terjadi pada individu yang bersikap progresif, yaitu mengambil keputusan berdasarkan informasi pada tahun-tahun sebelumnya yang memiliki pola persisten rendah atau tinggi dalam jangka panjang atau adanya perilaku overreaction terhadap informasi sekarang dan memiliki kesamaan dengan informasi tahun sebelumnya. Bias heuristik tersebut dapat menyebabkan pengambil keputusan bereaksi secara tidak rasional.
Dalam penyusunan anggaran publik kadang terjadi adanya ketidaktepatan besaran anggaran, sehingga diperlukan perubahan anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini akan mengacaukan rencana yang telah disusun dan berdampak terhadap penilaian kinerja. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau bias dalam memprediksi besaran anggaran, antara lain faktor perilaku individu dalam penyusunan anggaran pemerintahan daerah. Perbedaan antara realiasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan yang dianggarkan sebelumnya merupakan suatu hal yang wajar terjadi. Walaupun begitu, pemerintah tetap harus menganalisis penyebab terjadinya perbedaan anggaran supaya lebih tepat dalam memproyeksikan anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun-tahun berikutnya. Dengan demikian, penelitian di bidang anggaran pada pemerintah daerah, menjadi relevan dan penting.
Konsekuensi dari penggunaan heuristik adalah terjadinya bias dalam pengambilan keputusan yang tercermin dari adanya misestimasi besaran anggaran PAD untuk tahun yang akan datang. Misestimasi tersebut merupakan dampak yang terjadi dikarenakan adanya perilaku overreaction (underreaction) atas besaran anggaran tahun sekarang yang sama dan yang tidak terduga dengan tahun sebelumnya. Selain itu, adanya ketergantungan yang berlebihan pada informasi tahun-tahun sebelumnya yang memiliki pola persisten rendah atau tinggi.
Penelitian ini menjelaskan mekanisme kognitif dari bias representativeness dan anchoring-adjustment heuristic yang dapat memengaruhi perilaku individu dalam memprediksi penetapan besaran anggaran PAD untuk periode yang akan datang. Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah tim penyusun anggaran berperilaku (1) overreliance atas besaran PAD pada tahun-tahun sebelumnya, (2) overreaction atau underreaction atas besaran PAD pada tahun sekarang yang sama dan yang mengalami perubahan ekstrem positif atau negatif, (3) melakukan overestimate atau underestimate terhadap penetapan besaran PAD untuk periode yang akan datang, dan (4) apakah terjadi bias heuristik dalam penetapan besaran PAD untuk periode yang akan datang? Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris mengenai (1) perilaku overreliance tim penyusun anggaran atas besaran PAD pada tahun-tahun sebelumnya, (2) perilaku overreaction atau underreaction tim penyusun anggaran atas besaran PAD pada sekarang yangsama dan yang tidak terduga (adanya perubahan ekstrem positif atau negatif), (3) terjadinya overestimate atau underestimate anggaran PAD untuk periode yang akan datang.
Metode penelitian menggunakan field atau quasy experiment dengan rancangan faktorial 2x2x4 between subject yang menghasilkan 16 perlakuan yang selanjutnya diuji kepada partisipan pada kabupaten/kota se Sulawesi Selatan yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran PAD. Pola design 2x2x4 between subject dilakukan dengan faktor urutan informasi besaran PAD tahun-tahun sebelumnya (rendah dan tinggi) dan faktor informasi besaran PAD tahun sekarang (rendah dan tinggi). Between subject design akan membandingkan pengaruh perlakuan yang berbeda pada subjek yang berbeda. Perlakuan dalam penelitian ini mengikuti pola perlakuan yang dilakukan oleh Bloomfield et al. (2003) dan Habbe (2017). Hal ini untuk melihat apakah penyusun anggaran melakukan tindakan overreaction terhadap informasi PAD masa sekarang yang memiliki kesamaan dengan besaran PAD tahun lalu dengan persisten rendah (tinggi) (Shleifer, 2000) dalam jangka panjang. Begitu pula untuk melihat adanya tindakan underreaction terhadap informasi PAD tahun sekarang yang berubah positif (negative) secara ekstrem dalam jangka pendek. Perlakuan yang diberikan kepada responden ditampilkan dalam bentuk grafik batang dan kuesioner yang berkaitan dengan jawaban responden mengenai besaran PAD untuk tahun yang akan datang.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya perilaku overreliance pada informasi masa lalu dan adanya perilaku overreaction (underreaction) terhadap informasi masa sekarang. Temuan penelitian menyatakan bahwa bias heuristik masih mendominasi keputusan penetapan anggaran penerimaan pemerintah daerah, dimana respentativeness (perilaku overreaction) lebih tinggi dari anchoring adjustment (perilaku underreaction) yang dilakukan oleh para pengambil keputusan penetapan anggaran penerimaan pemerintah lokal yang menghasilkan penetapan yang incremental. Walaupun terjadi beberapa perbedaan dengan peneliti sebelumnya, tetapi dapat disimpulkan bahwa diperlukan penetapan yang mengurangi bias heuristic yang mungkin terjadi, sehingga capaian anggaran penerimaan pemerintah daerah dapat lebih efektif dan efisien.
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dengan adanya pembuktian secara empiris tentang penggunaan heuristik representativeness dan anchoring-adjustment pada perilaku individu (penyusun anggaran publik) dalam menetapkan besaran anggaran PAD untuk periode yang akan datang dan menambah wawasan bagi tim penyusun anggaran sektor publik, untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam memprediksi penetapan anggaran PAD untuk periode yang akan datang dengan lebih akurat dan mengurangi bias yang terjadi sehingga capaian anggaran penerimaan pemerintah daerah dapat lebih efektif dan efisien. Dengan adanya kontribusi tersebut maka semakin dapat dipahami bahwa teori heuristik bermanfaat dan mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan anggaran PAD pada sektor publik.
Related posts
MODERASI BERAGAMA: SEBUAH DISKURSUS DINAMIKA KEAGAMAAN DI ERA KONTEMPORER
Detail Sinopsis Detail PenulisProf. Dr. K. H. Khairil Anwar, M.Ag. …
MULTIPLE INTELLIGENCES : Mengembangkan Kecerdasan Majemuk Anak dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Detail Sinopsis Detail PenulisHalimatus Sa’diyah, M.Pd. EditorDr. Asep Sopian, M.Ag. …
PRODUKSI SAYURAN HIDROPONIK
Detail Sinopsis Detail PenulisFaisal Al Asad, S.P., M.Si. Kategori Buku …
MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
Detail Sinopsis Detail PenulisMahdika Putra Nanda, S.Pd., M.T. Kategori Buku …
TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN
Detail Sinopsis Detail PenulisFina Dwimartina, S.P., M.Sc. Kategori Buku Ajar …
AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM
Detail Sinopsis Detail PenulisHj. Nunung Nurhayati, S.E., M.M. Kategori Buku …
BAHASA INDONESIA: MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN BAGI MAHASISWA
Detail Sinopsis Detail PenulisIr. Dwi Wuryani, M.Pd.Dewi Indah Pratiwi, M.Pd. …
PENELITIAN KUALITATIF UNTUK PEMULA : Pendekatan Filosofis dan Praktis
Detail Sinopsis Detail PenulisProf. Dr. Syarifuddin, M.Soc.Sc., C.A.Dr. Ratna Ayu …
MANAJEMEN EFEKTIF DI LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL : Penguatan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)
Detail Sinopsis Detail PenulisDr. Dewi Apriani Fristianingroem, M.M. Kategori Buku …
PENGAWASAN PEMILU DAN TANTANGAN DI ERA DISRUPSI DIGITAL
Detail Sinopsis Detail PenulisDede IrawanAbdullah IrlanMuh. Aripin Nurmantoro Kategori Buku …